ANALISIS PENGGUNAAN MAJAS PADA PUISI “DOA”
KARYA “CHAIRIL ANWAR”
KARYA TULIS
DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
MENGIKUTI
UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL
KELAS IX
SMPN 1 WEDARIJAKSA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 WEDARIJAKSA
i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Karya tulis yang
berjudul “ANALISIS PENGGUNAAN MAJAS PADA PUISI “DOA” KARYA CHAIRIL ANWAR” telah
disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Kepala SMPN 1
WEDARIJAKSA Guru Pembimbing
H. IMAM ZARKASI S.Ag. M.Pd AMIN MUSTOFA S.Pd. M.Pd
NIP
19540424 198803 1 002 NIP
19690505 199903 1 004
Ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
:
1.
Kegagalan adalah awal kesuksesan
2.
Membaca adalah jembatan ilmu di masa
depan
3.
Kembangkan potensi untuk meraih prestasi
4.
Hargailah setiap karya orang lain,karena
hal itu juga berarti menghargai diri sendiri
5.
Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke negeri
Cina (H.R. Baihaqi)
6.
Tak ada orang bodoh di dunia ini, tapi
hanya ada orang malas yang tak mau berusaha
PERSEMBAHAN
:
Karya tulis ini saya
persembahkan kepada :
1. Bapak
Kepala Sekolah, H. Imam Zarkasi, S.Ag. M.Pd.
2. Bapak
Guru Bahasa Indonesia, Amin Mustofa, S.Pd. M.Pd
3. Ibu
Wali Kelas tercinta, Ibu Ika Ariastuti
S.Pd.
4. Bapak
/ Ibu Guru yang telah membimbing saya
5. Teman
– teman yang saya sayangi
iii
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama :
Nadya Lina Malicha
Kelas : IX-A
Sekolah : SMPN 1
WEDARIJAKSA
Menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ini adalah asli tulisan saya. Seandainya
ada kata atau kalimat yang sama, hal itu telah saya tulis pada daftar pustaka.
Pati, Februari 2013
Nadya Lina Malicha
Iv
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai tugas Bahasa
Indonesia serta syarat mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional SMPN 1
WEDARIJAKSA tahun pelajaran 2012/2013.
Tujuan
penulis membuat karya tulis ini, agar pembaca mempu menganalisis dan dapat
mengetahui penggunaan majas pada puisi “Do’a” karya Chairil Anwar.
Tidak lupa penulis sampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak
Kepala SMPN 1 WEDARIJAKSA, H. Imam Zarkasi S.Ag.,M.Pd.
2. Bapak
Guru Pembimbing, Amin Mustofa S.Pd.,M.Pd.
3. Ibu
Wali Kelas IX-A, Hj. Ika Ariastuti S.Pd.
4. Petugas
perpustakaan, serta
5. Semua
pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Semoga
karya tulis ini, dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Pati, Februari 2013
Penulis
V
DAFTAR ISI
hlm.
HALAMAN
SAMPUL…………………………………………………………
|
|
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………...
|
i
|
HALAMAN
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN……………………....
|
ii
|
MOTTO
DAN PERSEMBAHAN………………………………………….....
|
iii
|
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS………………………...........
|
iv
|
KATA
PENGANTAR…………………………………………………............
|
v
|
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………
|
vi
|
BAB
1 PENDAHULUAN……………………………………………………...
|
|
A.
Latar Belakang……………………………………………………………..
|
1
|
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………....
|
2
|
C.
Tujuan Penulisan…………………………………………………..............
|
2
|
D.
Metodelogi………………………………………………………………....
|
2
|
E.
Sistematika Penulisan………………………………………………………
|
3
|
BAB
II ISI……………………………………………………………………….
|
|
A.
Pengertian Puisi…………………………………………………………...
|
4
|
B.
Pengertian
Majas……….………………………………………………...
|
5
|
C.
Jenis – Jenis Majas………………………………………………………..
|
5
|
D.
Puisi Karya Chairil Anwar………………………………………………..
|
10
|
E.
Penggunaan Majas Pada Puisi “DOA”
Karya Chairil
Anwar………………………………………………………
|
11
|
BAB
III PENUTUP...................................................................................................
|
|
A.
Simpulan…………………………………………………………………..
|
13
|
B.
Saran………………………………………………………………………
|
13
|
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………….
|
|
Vi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Latar belakang yang mendasari penulis
dalam menyusun karya tulis yang berjudul “Analisis Penggunaan Majas Pada Puisi
“DOA” karya CHAIRIL ANWAR” karena
majas termasuk Standart Kelulusan pada Ujian Nasional. Selain itu, hanya
sebagian orang saja yang mampu menganalisis majas yang ada pada puisi. Oleh
karena itu, penulis berusaha mencari pengetahuan segala sesuatu tentang majas
dari berbagai sumber.
Gaya
bahasa dikenal dengan istilah style.
Kata style diturunkan dari kata Latin
stilus, yaitu semacam alat untuk
menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi
jelas tidaknya tulisan pada lempengan. Istilah tersebut berkembang menjadi
kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah.
(Triningsih.2009:7)
Hal
tersebut juga disampaikan oleh Anton M. Moeliono dalam siaran Pembinaan Bahasa
Indonesia melalui TVRI bahwa istilah gaya bahasa yang secara salah kaprah itu
berasal dari penerjemahan yang keliru dari kata Belanda stylfiguur. Di dalam
kata stylfiguur terdapat bentuk styl yang memang berarti gaya bahasa, tetapi
figuur lalu terlupakan diterjemahkan. Oleh karena itu, stylfiguur atau figure
of speech ini sekarang kita namakan majas dan figurative language kita sebut
bahasa majasi atau bahasa yang bermajas. (Moeliono dalam Sugono.2003:174)
Penggunaan macam ragam majas yang
kita kenal dapat kita temukan di dalam bahasa susastra, tetapi yang akan
dicontohkan berikut diambil dari tulisan dalam bahasa umum. Sering kali kita
menemukan iklan di media massa yang bunyinya “Dengan kesadaran seperti ini,
tantangan setangguh apapun mudah terlewati. Sistem power steering, menjadikan kendaraan perkasa ringan….” (iklan
diatas pengungkapannya menggunakan hiperbol, yaitu pernyataan yang
berlebih-lebihan). Ungkapan “ sebuah panggung kemelaratan” (Tempo, No. 34,1992)
menggunakan majas. Metafor menyatakan hal yang satu sama dengan hal lain yang
sesungguhnya tidak sama. Pada ungkapan “Para buruh bekerja seperti kuda” (Suara
Pembaruan, 13 mei 1992) kita akan menemukan majas simile, yaitu menyamakan hal
yang satu dengan yang lain dengan menggunakan perbandingan seperti. Dua pernyataan berikut mengandung majas personifikasi,
yaitu mempersamakan benda dengan sifat manusia. “Solo lagi bersolek menghadapi
penilaian Adipura” (Sura Pembaruan, 13 mei 1992) dan “Bila berani berkecamuk”
(Tempo, No. 34, 1992).(Sugono.2003:174)
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud puisi ?
2. Apa
yang dimaksud dengan majas ?
3. Apa
saja jenis – jenis majas ?
4. Bagaimana
penggunaan majas pada puisi DOA karya Chairil Anwar?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
menjelaskan pengertian puisi.
2. Untuk
menjelaskan pengertian majas.
3. Untuk
menjelaskan jenis – jenis majas.
4. Untuk
menjelaskan penggunaan majas pada puisi DOA karya Chairil Anwar.
D.
METODELOGI
Metode
yang digunakan penulis adalah melakukan studi kepustakaan. Data didapat dalam
bentuk tulisan sehingga penulis harus membaca dan menyimak terlebih dahulu.
Kemudian penulis menentukan hal-hal pokok dari sumber yang didapat. Tidak hanya
di buku saja, tetapi, penulis juga mencari informasi dari internet.
E.
SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan
karya ilmiah ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut ,
BAB
1 PENDAHULUAN terdiri dari :
a. Latar
Belakang
b. Rumusan
Masalah
c. Tujuan
Penulisan
d. Metodelogi
e. Sistematika
Penulisan
BAB
II ISI terdiri dari :
a. Pengertian
Puisi
b. Pengertian
Majas
c. Jenis-
Jenis Majas
d. Puisi
Karya Chairil Anwar yang berjudul ‘DOA’
e. Penggunaan Majas Pada Puisi ‘DOA’ Karya
Chairil Anwar
BAB
III PENUTUP terdiri dari :
a. Simpulan
b. Saran
BAB II
ISI
a. Pengertian
Puisi
Puisi (dari bahasa
Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I
create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dariprosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki
pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi
sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.
Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang
lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan
lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi
kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal
tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis
selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang
membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa
perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini
makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu
'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan
lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas
tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
b.
Pengertian Majas
Secara umum,gaya bahasa disebut majas. Majas
memiliki beragam pengertian seperti yang terangkum dari Henry Guntur Tarigan
(1986) berikut.
1. Menurut Dale, majas adalah bahasa kias, bahasa indah
yang dipergunakan untuk meninggikan dan meningkatkan efek dengan cara
memperkenalkan serta membandingkan suatu bentuk atau hal tertentu dengan benda
lain atau hal lain yang lebih umum.
2. Menurut Warriner, majas adalah bahasa yang
dipergunakan secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang harfiah.
3. Menurut Henry Guntur Tarigan, majas merupakan bentuk
retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara atau menulis untuk
meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau pembaca.
c. Jenis
– jenis majas
Majas memiliki
jenis yang beragam. Menurut Henry Guntur Tarigan, majas dapat dibagi menjadi
empat kelompok besar. Empat kelompok majas tersebut yaitu majas perbandingan,
majas pertentangan, majas pertautan dan majas perulangan. Berikut penjelasan
jenis – jenis majas.
1.
Majas
Perbandingan
a.
Metafora
Kata metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti ‘memindahkan’. Kata ini terdiri atas dua
kata yaitu meta yang berarti ‘di
atas’ dan pherein yang berarti
‘membawa’. Majas metafora merupakan sejenis majas perbandingan yang paling
singkat, padat dan tersusun rapi. Di dalamnya terlibat dua ide; pertama,
sesuatu yang berupa kenyataan, dipikirkan
dan menjadi objek; kedua, perbandingan terhadap kenyataan tersebut; dan
menggantikan yang belakangan menjadi yang terdahulu.
Secara singkat, metafora adalah
majas yang
membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama
atau hampir sama..
Contoh :
·
Jangan percaya dengan mulut manis lintah
darat itu karena ia hanya ingin meraup keuntungan.
b.
Simile
Kata simile berasal dari bahasa Latinyang berarti ‘seperti’. Simile
merupakan majas yang membandingkan dua hal yang berlainan, tetapi dianggap
sama. Perbandingan tesebut ditandai penggunaan kata seperti, sebagai, bak, umpama, dan laksana.
Contoh :
·
Bak seonggok sampah.
·
Umpama memadu minyak dengan air, tak mungkin akan bersatu.
c.
Personifikasi
Personifikasi berasal dari bahasa Latin persona yang berarti ‘orang,pelaku,actor, atau topeng yang dipakai
dalam drama’ dan fic berarti
‘membuat’. Dengan kata lain, personifikasi merupakan majas yang
menggambarkan benda – benda mati seolah – olah memiliki sifat manusia.
Contoh :
·
Aku mendengar perahu
itu menangis.
2.
Majas
Pertentangan
a.
Hiperbola
Hiperbola berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘pemborosan;
berlebih-lebihan’. Kata tersebut diturunkan dari kata hyper yang berarti ‘melebihi’ dan kata ballein yang berarti ‘melemparkan’. Hiperbola merupakan majas
yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan membesar-besarkan
sesuatu hal.
Contoh :
·
Gedung-gedung perkantoran di
kota-kota besar telah mencapai langit.
·
Karya ilmiah
ini sangat sempurna, tiada kekurangan suatu apapun, benar-benar tak ada cacat.
b.
Litotes
Litotes berasal dari bahasa Yunani litos
yang berarti sederhana. Litotes berkebalikan dengan hiperbola. Ini berarti litotes
merupakan majas yang menyatakan sesuatu yang lebih rendah daripada yang
sebenarnya.
Contoh :
·
Terimalah kado yang tidak
berharga ini
sebagai tanda terima kasihku.
·
Ketika mereka berlibur ke
Bandung, mereka menyempatkan diri ke gubuk kami yang tua di Bukit Dago.
c.
Ironi
Ironi merupakan majas yang menyatakan makna bertentangan dengan maksud
olok – olok, tetapi menggunakan kata – kata yang halus.
Contoh :
·
Suaramu merdu seperti kaset kusut.
·
Aku bangga dengan sikap
hematmu, hingga uang tabungan itu terkuras habis hanya untuk berfoya-foya.
3.
Majas
Pertautan
a.
Sinekdoke
Sinekdoke berasal dari bahasa Yunani synekdechesthai
yang diturunkan dari kata syn berarti
‘dengan’, ex berarti ‘keluar’, dan dechesthai berarti ‘mengambil, menerima’.
Asal kata tersebut berarti ‘menyediakan atau memberikan sesuatu pada hal yang
baru disebutkan’. Sinekdoke ada dua jenis yaitu :
¨
Sinekdoke
pars pro toto merupakan
majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan.
Contoh : Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang
hidungnya
¨
Sinekdoke
totem pro parte merupakan
maja yang menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian.
Contoh : Indonesia
bertanding volly melawan Thailand.
b.
Gradasi
Gradasi adalah majas
yang mengandung suatu rangkaian dan urutan kata atau istilah yang secara
sintaksis bersamaan memiliki satu atau beberapa cirri semantic secara umum dan
diantaranya paling sedikit satu cirri diulang-ulang dengan perubahan –
perubahan yang bersifat kuantitatif.
Contoh : Jasmani dan rohani
yang diberkahi Tuhan; Tuhan yang maha Pengasih
4.
Majas Perulangan
a.
Aliterasi
Aliterasi merupakan majas yang
memanfaatkan kata-kata yang memiliki persamaan bunyi pada awal kata. Tujuan
penggunaan majas ini adalah untuk memberi efek keindahan (nilai estetik).
Contoh :
·
Inikah Indahnya Impian ?
·
Kalau kanda kala kacau
b. Asonansi
Asonansi merupakan
majas perulangan yang berwujud perulangan vocal yang sama.
Contoh :
· Mati api di dalam hati
· Ini luka penuh luka siapa punya
d. Puisi
Karya Chairil Anwar
DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
(13 November 1943)
e.
Penggunaan
Majas Pada Puisi “DOA” Karya Chairil Anwar
Berikut
adalah penjelasan tentang penggunaan majas pada puisi “DOA” karya Chairil
Anwar.
kepada pemeluk teguh
>> Pada baris tersebut menggunakan majas metafora karena baris tersebut dimaksudkan “kepada Tuhan”
>> Pada baris tersebut menggunakan majas metafora karena baris tersebut dimaksudkan “kepada Tuhan”
Tuhanku,
dalam termangu,
aku masih menyebut nama-Mu
>> Pada bait
tersebut menggunakan majas asonansi karena terdapat perulangan vocal yang sama.
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
mengingat Kau penuh seluruh
>> Pada bait tersebut…….
cayaMu panas suci
>>
Pada baris tersebut terdapat majas
hiperbola karena baris tersebut menyatakan hal yang berlebih-lebihan.
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
>> pada baris tersebut ……….
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
aku hilang bentuk
remuk
>> Pada bait
tersebut mengandung majas juga menggunakan majas hiperbola, karena bait
tersebut menyatakan hal yang berlebih-lebihan.
Tuhanku,
Aku mengembara di negeri asing
>>
Pada bait tersebut tidak menggunakan majas, karena bait tersebut menggunakan
bahasa sehari-hari.
Tuhanku,
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
>>
Pada bait tersebut……………
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan
bahwa :
Majas
adalah gaya bahasa kias yang digunakan untuk memunculkan suatu efek tertentu.
Majas dalam suatu karya sastra, khususnya puisi bertujuan untuk mewakili
perasaan dan pikiran penyair atau pengarang. Majas dapat dikelompokkan menjadi
empat, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas
perulangan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa
karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri penulis. Oleh karena itu saran dan
kritikan dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan karya tulis ini.
Daftar
Pustaka
Fibrianti, Ika.2012.Detik – Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2012/2013.Klaten:
Intan Pariwara.
Sugono, Dendy.2003.Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1.Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Triningih, Diah Erna.2009.Gaya Bahasa dan Peribahasa dalam Bahasa Indonesia.Klaten: Intan
Pariwara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
(diakses tanggal 22 February 2013)
http://blogpuisi2000.blogspot.com/2011/01/kumpulan-puisi-karya-chairil-anwar.html
(diakses tanggal 22 February 2013)
Is It Legal for Baccarat in Colorado? - Wilbur City
BalasHapusBaccarat is a popular card game. It was invented in the United States in the 1930s. The card game หารายได้เสริม originated 1xbet korean in California where a player bets on whether 바카라 사이트